Kebun Binatang Gembiraloka

Kegitan tour bersama teman - teman PLS dalam rangka penyegaran pikiran kembali untuk menuju Ujian Tengah Semester 4.

pemberdayaan masyarakat

Kegiatan ke Giri Purwo mengamati dan meneliti kebutuhan masyarakat akan air di daerah Tlogo Warak yang terdapat sebuah gua dengan sumber air dari dalam tanah yang selalu memancar sebagai tugas dari mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.

Pendidikan Luar Sekolah

kegiatan dalam rangka tugas mata kuliah dan Kegiatan HIMA.

Observasi di TK

Tugas Mata Kuliah Anak Usia Dini Di Daerah Ngemplak, Sleman Yogyakarta.

Study Banding

Kegiatan Study Banding HIMA PLS di P2PNFI Semarang.

Selasa, 24 April 2012


MEMBANGUN SIKAP SENSITIF GENDER
   A.      Persoalan Gender dalam Pendidikan Multikultural
Peran antara laki – laki dan perempuan cenderung patriarki yang artinya kultiur menomorsatukan laki – laki daripada perempuan terlihat dominan. Pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang kurang baik seperti peminggiran hak – hak perempuan, pemberian citra negatif terhadap perempuan, pemberian beban berlebihan terhadap perempuan dalam rumah tangga dan terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Hal tersebut terjadi karena anggapan dari masyarakat bahwa perempuan adalah sebagai makhluk yang lemah secara fisik, menyebabkan mereka rentan menjadi obyek tindak kekerasan.
1.       Perbedaan Gender dan Seks
Gender adalah peran, sifat dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari – hari ( bagi perempuan atau laki – laki ), hal itu dipengaruhi terhadap anggapan terhadap boleh atau tidaknya sesuatu untuk dialakukan dan diperankan oleh perempuan maupun laki – laki.
Seks merupakan ciri – ciri fisik atau genetis yang ada pada manusia sehingga mereka dapat disebut sebagai perempuan atau laki – laki. 
2.       Feminitas dan Maskulinitas
Feminitas dan maskulinitas adalah merupakan konsep – konsep kultural tentang dugaan, anggapan, dan harapan yang fluktuatif sehingga akan menimbulkan ciri – ciri dan arti yang berbeda – beda apabila dilihat dari suddut budaya yang berbead – beda. Contoh, pemakaian celana blue Jean .
3.       Gender dan Kultur
Gender adalah bagian dari hasil sebuah konstruksi soaial terhadap apa yang disebut maskulin dan feminim, hal ini dapat diartikan bahwa gender tidak bisa dipisahkan denagn kultur karena gender dibentuk oleh kultur. Artinya pandangan setiap kelompok masyarakat satu dan lainnya terhadap peran gender antara laki – laki dan perempuan akan berbeda – beda. Contoh, pemikiran pada masyarakat jawa, antara yang tradisional dan modern.
4.       Gender dan Agama
Agama pada dasarnya tidak memposisikan perempuan sebagai dasarnya tidak memposisikan perempuan sebagai subordiant dari laki – laki. Tapi, justru agama memposisikan perempuan dalam tempat yang setara dengan laki – laki. Adanya pen-subordinasian tersebut lebih disebabkan ileh pribadi – pribadi dalam menafsirkan ajaran agama dan dalam bertingkah laku.
B.      Problem Gender
1.       Ketidakadilan Gender
Tindak kriminal yang dialami oleh perempuan ini adalah sebagian kecil dari beberapa perlakuan tindak adil yang sering mereka hadapi. Permasahan yang terjadi dimasyarakat, menurut koalisi perempuan indonesia adalah seperti : peminggiran hak – hak perempuan, pen- subordinasian ( menomorduakan ) perempuan, pemberian label negatif pada perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan pemberian beban yang berlebihan pada perempuan dalam mengurus rumah tangga.
2.       Peminggiran Hak – hak Perempuan
Peminggiran hak – hak perempuan adalah pembatasan terhadaap perempuan untuk melakukan aktivitas – aktivitas dalam beberapa bidang seperti ekonomi, politik, dan sosial. Contoh, anggapan bahwa perempuan atau istri yang selalu berada dirumah,pada akhirnya akan membuat perempuan menjadi tergantung pada laki – laki ( suami mereka ) ketergantungan yang semacam ini sanagt rentan terhadap munculnya kesemena- menaan dari pihak laki – laki.
3.       Pensubordinasikan Perempuan
Menomorduakan perempuan adalah menemjpatkan perempuan pada posisi “nomor dua” setelah laki – laki., hal ini biasanya karena adanya anggapan bahwa perempuan pada umumnya mempunyai kemampuan yang lebih rendah dari laki – laki dsalam bidang tertentu.
4.       Citra Negatif Terhadap Perempuan
Pemberian citra negatif terhadap perempuan adalah adanya anggapan kurang baik terhadap perempuan yang m empunyai status tertentu. Adanya pemberian label negatif seperti itu dapat menyebabkan ruang gerak perempuan untuk mendapatkan keadilan dan kesetaraan kesempatan posisidalam bebearpa lingkup kehidupan seperti ekonomi ( mudah mendapatkan pekerjaan), politik (mkesempatan menduduki jabatan koalisi ) dan sosial ( sejajar dalam kehidupan sosial dengan laki – laki ) menjadi terbatas.
5.       Pemberian Beban Berlebihan Terhadap Perempuan
Pemberian beban yang berlebihan terhadap perempuan adalah pembagian pekerjaan yang tidak seimbang yang diberiakn pada perempuan atau istri dalam rumah tangga. Seorang istri biasanya mempunyai peran ganda. Untuk itu, perlu adanya pengertian dari pihak suami untuk juga mengambil bagian dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, sehingga ada pembagian beban pekerjaan yang seimbang antara seorang suami adn istri.
6.       Kekerasan Terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap perempuan adalah kekerasan yang terjadi pada perempuan yang terwujud dalam bentuk kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan terhadap perempuan ada tiga macam:
·         Kekerasan yang dilakukan oleh keluarga
·         Kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat
·         Kekerasan yang dilakukan oleh negara.
7.       Pemahaman Gender Tradisional
Pemahaman masyarakat yang kurang tepat tentang peran gender antara laki – laki dan perempuan. Keadaan ini menyebabkan masyarakat lebih menempatkan laki – laki diatas perempuan.
Dampak negatif dari pemahaman peran gendertradisional pada perempuan adalah :
·         Menempatkan perempuan sebagai subordinat atau orang kedua setelah laki – laki dan berkedudukan lebih redah.
·         Peran feminis gender yang melekat pada perempuan secara tradisional menuntu perempuan untuk melakukan pengorbanan yang lebih daripada laki – laki.
·         Peran kerja gender secara tradisional tidak pernah menguntungkan dalam setiap atmospher kehidupan perempuan, terutama pada tempat yang disebut rumah tangga.
Sampak negatif dari pemahaman peran gender tradisional pada laki – laki adalah :
·         Laki – laki tidak boleh menunjukkan emosi kesedihan karena akan terlihat tidak jantan
·         Laki – laki dituntut untuk berani dan macho.
·         Laki – laki harus terlihat seksi dan jantan
·         Laki – laki harus mempunyai pekerjaan sehingga menganggur merupakan suatu hal yang memalukan bagi laki – laki.
·         Laki – laki lebih dapat ditolerensi untuk melakukan kontak yang jarang dengan anaknya karena adanya alasan kesibukan bekerja.
8.       Perempuan dan peran strategis
Keterlibatan perempuan dalam lembaga – lembaga strategis baik legislatif maupun eksekutif masih sanagt kecil. Dengan keadaan yang seperti ini, sulit bagi perempuan untuk berharap bahwa kebijakan – kebijakan yang diambil oleh lembaga – lembaga tersebut akan membela dan melindungi kepentingan – kepentingan perempuan.
Melihat kondisi seperti ini, jalan keluar yang tepat untuk keluar dari keadaan yang kurang berpihak padakaum perempuan ini, yaitu menerapkan kuota keterwakilan perempuan 30% atau lebih didalam lembaga – lembaga strategis.
C.      Membangun Sensitive Gender di Sekolah
Dalam hal ini akan dibahas mengenai peran sekolah maupun guru dalam membangun sikap sensitif gender. Kedua pokok ini penting untuk dipahami karena dapat memberi gambaran pada kita tentang beberapa persoalan yang berkaitan dengan ketidakadialn gender disekolah dan pemecahan maslahnya.
Ø  Seorang guru laki – laki yang memberikan senyuman dan kata lemah lembut kepada siswa perempuan yang sedang bertanya, tetapi ketika ada siwa laki – laki yang bertanya guru tersebut menjawab dengan tegas dan tanpa senyuman. Seharusnya guru tersebut jangan bersikap seperti itu, karena hal itu terlihat seprti membeda – bedakan antara murid perempuan adan laki – laki, dan menganggap bahwa perempuan lemah daripada laki – laki.
Ø  Ketika seorang mahasiswa yang akan bimbingan dengan dosen laki – laki, dan dosen laki – laki tersebut memperlakukan mahasiswanya tidak semestinya atu melakukan pelecehan seksual. Seharusnya seorang dosen tidak melakukan tindakan yang melanggar etika dan moral, tapi juga melanggar hukum karena tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk dari pelcehan dan kekerasan terhadap perempuan.
Ø  Dalam sebuah diskusi kelas, ada anak perempuan yang mengutarakan pendapatnya dan anak laki – laki langsung mengutarakan ungkapan yang tidak sopan, engatakan kalau anak perempuan itu cerewet dsb. Seharusnya seorang guru harus mengingatkan dan menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki – lakidalam hal kesempatan berbicara.
1.       Peran Guru dan Sekolah dalam Membangun Sensivitas Gender
Seorang guru mempunyai peran penting dalam membangun kesadaran siswa terhadap nilai – nilai kesetaraan gender dan sikap anti diskriminatif terhadap kaum perempuan disekolah. Oleh karena itu seorang guru harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
v  Seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas tentang kesetaraan genser. Hala ini sangat penting karena guru merupakan figur utama yang emnjadio pusat perhatian murid didalam kelas., sehingga guru mampu bersikap adil dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik perempuan dan laki – laki.
2.       Tindakan dan sikap anti diskriminatif gender. Artinya seorang guru dituntut untuk memahami secara tekstual arti dan nilai – nilai keadilan gender tetapi juga harus dituntut untuk mempraktekkan nilai – nilai tersebut secara langsung dikelas atau disekolah.
3.       Sensitif teerhadap permasalahan gender. Seorang guru harus sensitrif dalam melihat adanya diskriminatif didalam maupun diluar kelas. Apabiula ada hal itu maka guru harus segera mengingatkan.
Selai guru sekolah juga mempunyai peran yang sanagt penting dalam membangun kesadaran siswa tentang kesetaraan dan keadilan gender:
1.       Sekolah harus mempunyai dan menerapkan UUS yang salah satu isinya melarang keras adanya diskriminasi gender disekolah atau dikampus dan mewajipkan keluarga sekolah mentaatinya.
2.       Sekolah harus berperan aktif untuk memberikan pelatihan gender terhadap seluruh warga sekolah, agar penanaman nilai tengtang persamaan hak dan sikap anti diskriminatif gender dapat berjalan dengan aktif.
3.       Memupuk dan menggugah kesadaran siswa tentang pentingnya sikap yang menjunjung tinggi hak – hak kesetaran gender.



Perencanaan Kegiatan Usaha
A.    Berdasarkan  hasil pengamatan yang telah saya lakukan diperoleh informasi sebagai berikut.
Indonesia terkenal dengan sebutan zamrut katulistiwa yang berarti bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang hijau dengan berbagai tubuhan yang hidup ditanah Indonesia. Salah satu tumbuhan yang hidup di Indonesia yang termasuk dalam umbi – umbian adalah tumbuhan ketela pohon atau yang sering disebut dengan singkong. Tanaman ini dari batang sampai akarnya bisa dimanfaatkan diantaranya batangnya yang sudah kering bisa digunakan untuk kayu bakar, daunnya bisa untuk dimasak dijadikan sebagai sayur, kemudian akarnya yang bisa dibilang umb inya bisa diolah menjadi makanan juga, seperti keripik singkong, kue tart dan lainnya. Seperti salah satu daerah yang juga menjadi tempat kelahiran saya, yaitu daerah Purworejo. Purworejo memang kebanyakan merupakan daerah yang produksinya kebanyakan pada sector pertanian, dari pertanian padi, jagung, dan yang lainnya. Salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Purworejo adalah ketrela pohon atau singkong. Akan tetapi pada pemanfaatnya, tanaman ini masih kurang karena kebanyakan masih sering digunakan untuk pakan ternak. Padahal untuk sekarang ini semakin majunya teknologi semakin banyak pula masyarakat yang membutuhkan camilan atau makanan kecil untuk menemani pada saat santai maupun dalam bekerja. Oleh karena itu apabila diolah akan menarik perhatian pembeli untuk mencoba.
B.     Jenis usaha yang akan saya lakukan
Dengan pengamatan pasar dan daerah penghasil tanaman ketela pohon yang telah saya lakukan, saya berfikir dan akan melakukan usaha kecil – kecilan yaitu “Pembuatan Keripik Singkong”. Keripik singkong yang akan dibuat akan divariasi dengan berbagai rasa, seperti pedas manis, pedas guring, keju, maupun gurih saja. Karena dengan berbagai macam variasi rasa diharapkan bisa menjadi daya tarik pembeli untuk mencoba dan menikmati hasil produksi ini. Selain itu dengan melakukan usaha ini dapat menambah penghasilan dan menciptakan lapangan kerja bagi tetangga.
C.     Besar usaha ( jumlah barang ) yang akan saya jual / produksi sebanyak
Karena masih permulaan dan belum mengetahui secara luas pasar untuk melakukan pemasaran hasil produksi , maka saya belum banyak untuk melakuknan produksi keripik singkong. Paling tidak saya hanya akan memproduksi barang sebanyak 50kg perhari, yang sudah dengan berbagai pertimbangan.
D.    Penyediaan barang dagangan / jasa saya lakukan denga cara
Ketela membeli dengan tetangga dan juga beli dipasar, untuk minyak goreng dan bahan yang lain juga sama membeli dipasar, kemudian diolah sendiri. Dan untuk penjualan akan saya jual dipasar – pasar tradisional maupun toko – toko.
E.     Saya menentukan harga jual barang / jasa yang saya sediakan sebesar
Untuk harga, karena masih pertama atau bisa dibilang sebagai harga promosi saya akan mematok harga pada setiap kg nya sebesar Rp. 15.000,-. Saya menjual barang dengan harga segitu karena sebanding dengan pembelian bahan – bahan dan pengolahan serta biaya transportasi.
F.      Barang / jasa yang telah saya sediakan akan saya jual di..
Barang hasil produksi atau jeripik singkong tersebut rencananya akan saya jual ke toko – toko makanan maupun toko biasa,pasar tradisional maupun pasar modern. 
G.    Cara / upaya yang akan saya lakukan dalam
1.      Memperkenalkan barang / jasa dengan cara
Memberikan sampel atau contoh kepada para calon pembeli atau konsumen untuk mencoba hasil produksi yang berupa keripiksingkong dengan berbagai macam rasa yang diharapkan para calon konsumen akan tertarik dan membeli produk kami.
2.      Promosi dengan cara
Promosi yang akan kami lakukan adalah dengan cara memberikan contoh atau sempel kecil – kecilan kepada para calon pembeli untuk mencoba secara gratis, dengan begitu mereka sudah dapat merasakan dan menikmati makanan ringan ini, dan dengan begitu mereka bisa tertarik untuk membeli produk kami.
3.      Distribusi barang dengan cara
Mengenai distribusi barang kami akan melakukan sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen dan penempatan di toko - toko camilan agar produk kami bisa cepat laku. Dan tidak menutup kemungkinan bagi calon pembeli yang ingin mendapatkan produk kami secara langsung kami juga menyediakan barang dirumah / tempat produksi. Untuk mempermudah para calon pelanggan mendapatkan hasil produksi.
H.    Apabila sudah berhasil kegiatan usaha ini, saya merencanakan untuk memperluas atau mengembangakan usaha, dengan cara
Rencana pengembangan yang akan saya lakukan adalah dengan diversivikasi pasar. Saya berfikir akan melakukan diversifikasi pasar, karena apabila produk ini sudah mulai berkembang, maka akan semakin banyak juga para konsumen yang akan meminta untuk menambah produk lain maka saya berencana untuk menambah produk yaitu keripik pisang. Saya memilih produk itu untuk menjadi tambahan produk karena selain juga ringan dalam pengolahannya bahan bakunya juga mudah didapat, karena masyarakat sekitar juga menanam pohon pisang. Dengan penambahan produk maka pasar juga akan ditambah, selain di tempat – tempat dulu, juga akan mencari mitar kerja yang bisa memasarkan produk ini.
I.       Rincian modal awal yang saya butuhkan untuk kegiatan usaha ini adalah

Rincian Modal Awal
No
Barang
Harga ( Rp. )
1.       
Singkong / Ketela ( 16 kg)
Rp. 24. 000,-
2.       
Minyak goreng ( 10 L )
Rp. 110. 000,-
3.       
Bumbu perasa ( bubuk 2 bungkus dg 2 rasa )
Rp. 6.000,-
4.       
Plastik
Rp. 1.500,-
5.       
Isi steples
Rp. 1.000,-
Jumlah
Rp. 142. 500,-
                                                                                   
Nb : untuk 1x produksi 50 bungkus / hari
Harga beli / bungkus
Rp. 2.850,-
Harga jual / bungkus
Rp. 4. 000,-

Biaya Tetap
1.       
Bensin / transport ( hari )
Rp. 1429,-
Biaya penyusutan
2.       
Steples
Rp. 2000,- ( Rp. 0,- )
3.       
Pisau
Rp. 6000,- ( Rp. 0,- )

Wajan
Rp. 35.000,- ( Rp. 5,- )

Biaya Variabel
1.       
Gas
Rp. 15. 000/15 hari( Rp. 1.000,- / hari )
2.       
Tenaga
Rp. 3000,- / 750 bungkus ( Rp. 60,- / bungkus)

·         Biaya tetap ( 1 th. )     : Rp. 521. 585,00 + Rp. 43. 000, 00 = Rp. 564. 585,00
·         Kontribusi / unit          : Rp. 4000,00 – Rp. 2850,00 = Rp. 1150,00
·         BEP                             : Biaya tetap ( th ) : Kontribusi / unit
Rp. 564.585,- : Rp. 1150,- =. 490,94 atau sekitar 492 bungkus
  






























Perencanan Kegiatan Usaha Pembuatan Keripik Singkong
Tugas ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen: R. Belarminus Suharta, M.Pd








Disusun Oleh:
Nurul Choiriyah ( 10102241016 )
                            




PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011