KEGIATAN UNTUK MENGURANGI KEHAMILAN
PRANIKAH DAN MONITORING KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PARA REMAJA PUTRI
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman semakin berkembang pula
ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kehidupan
sebuah masyarakat. Baik itu berpengaruh dibidabg ekonomi, politik,social dan
budaya. Salah satu hal yang dapat dipengaruhi adalah pergaulan hidup para
remaja yang merupakan suatu masa yang ada dalam suatu masyarakat. Remaja
adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak – kanak yang penuh dengan
ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa Remaja adalah
merupakan masa yang indah. Ungkapan ini mungkin kurang dihayati oleh kebanyakan
remaja namun merupakan meteri nostalgia tatkala mereka tua. Masa remaja
ditandai dengan pengalaman – pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah
terbayangkan dan dialami. Dalam bidang fisik – biologis maupun psikis atau
kejiwaan. Tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan
membahagiakan, mengurangi taraf kebahagiaannya. Hal
ini disebabkan karena pergaulan bebas yang terjadi saat ini. Apabila remaja
tidak dapat mengendalikan dan berhati – hati dalam bergaul, maka dampaknya
sering tidak baik. Salah satunya adalah kehamilan pranikah yang terjadi pada
remaja putri. Remaja dalam perkembangannya
memerlukan lingkungan adaptip yang menciptakan kondisi yang nyaman untuk
bertanya dan membentuk karakter bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan
pada remaja, seks itu menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yang serba
membahagiakan sehingga tidak perlu ditakutkan. Berkembang pula opini seks
adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba (sexpectation).Terlebih lagi
ketika remaja tumbuh dalam lingkungan mal-adaptif, akan mendorong terciptanya
perilaku amoral yang merusak masa depan remaja. Dampak pergaulan bebas
mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal
termasuk aborsi, narkoba, serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
Konsekuensi perilaku seks pranikah adalah kasus Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) pada usia dini, praktik aborsi illegal yang tidak aman dan
penularan penyakit menular seksual seperti infeksi virus dan sindroma
merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS). Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) menyebutkan 15 % remaja usia 10–24 tahun yang jumlahnya
mencapai sekitar 62 juta diperkirakan telah melakukan hubungan seksual di luar
nikah. Pada tahun 2008 di daerah ini, dari 405 kehamilan yang tidak
direncanakan, 95 persennya dilakukan oleh remaja usia 15-25 tahun. Angka
kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta diantaranya
dilakukan oleh remaja.
Selain itu juga pendidikan seksk juga sangat diperlukan. Ada dua
faktor mengapa sex education sangat penting bagi
remaja. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka
belum paham dengan sex education, sebab orang tua
masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu.
Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggungjawab
dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja
tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial
masyarakat, banyak yang menawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media
yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain DVD, majalah,
internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang
seperti itu. Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang sex
education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya
hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus
HIV/AIDS dan sebagainya.
Dengan belajar tentang sex
education, diharapkan remaja dapat menjaga organ-organ reproduksi
pada tubuh mereka dan orang lain tidak boleh menyentuh organ reproduksinya
khususnya bagi remaja putri.
Sudah banyak lembaga maupun instansi yang menyelenggarakan progam
untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja yang berdmpak pada kehamilan pranikah
bagi remaja putri. Akan tetapi kegiatan tersebut sering tidak dapat berjalan
dengan baik, dikarenakan berbagai factor baik itu sarana maupun prasarana dan
juga kurangnya minat dari sasaran itu sendiri. Walaupun ada juga kegiatan yang
dsapat berjalan dengan baik karena kepandaian dan kreativitas para pengelola
progam tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana remaja putri dalam
menyikapi perkembangan zaman yang saat ini terjadi sehingga sering menimbulkan
berbagai hal yang tidak baik yang dapat menjerumuskan pada kehamilan pranikah?
2.
Bagaimana kesehatan remaja putri itu sendiri terutama dalam hal kesehatan
reproduksi?
3.
Sejauh mana peran dan perhatian orang tua yang diberikan pada anaknya
untuk mengatasi kehamilan pranikah
C. TUJUAN
1.
Untuk menambah berbagai
pengetahuandan ketrampilan pada para
remaja putri yang bisa digunakan setelah para remaja putri itu sendiri berumah
tangga.
2.
Untuk menambah berbagai pengetahuan bagi orang tua.
3.
Untuk mengetahui kesehatan fisik
maupun mental dari remaja itu sendiri.
D. Keluaran yang
Diharapkan
Dengan adanya modifikasi
atau penambahan progam dalam kegiatan ini diharapkan :
·
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para remaja putri memiliki
pengetahuan tentang bagaimana menghindari kenakalan remaja yang berujung pada
kehamilan pranikah. selain itu para remaja putri juga memiliki pengetahuan
agama atau bekal agama yang belum mereka dapatkan sewaktu disekolah, karena
disekolah hanya memberikan pengetahuan secara umum.
·
Para orang tua memiliki pengetahuan yang dapat mereka gunakan untuk
mendidik anak – anak mereka menjadi anak yang baik terhindar dari kenakalan
remaja itu sendiri dengan menggabungkan pengetahuan yang sudah mereka miliki
dengan pengetahuan yang baru saja mereka dapatkan.
·
Kesehatan remaja putri dapat dimonitoring dengan baik karena pemeriksaan
yang dilakukan secara rutin oleh petugas, baik itu kesehatan fisik, reproduksi
maupun kesehatan mental.
·
Selain itu untuk remaja putri
memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjalani kehidupan berumah tangga dan
mengurus segala keperluan rumah tangga.
·
Berkurangnya tingkat kehamilan pranikah akibat kenakalan remaja.
·
Berkurangnya masalah yang bisa memicu terjadinya perceraian ketika mereka
berumah tangga masa mendatang.
·
Selain itu juga angka kekerasan rumah tangga dapat dikurangi dengan sudah
mengertinya para calon ibu rumah tangga ini.
E. Kegunaan
Dalam progam ini diharapkan para sasaran terutama
remaja putri dan orang tua dapat lebih sadar akan pentingnya pemahaman dan
mengetahui tentang hal – hal yang berkaitan dengan pergaulan bebas dan segala
dampak yang akan terjadi bila remaja terjerumus kedalamnya terutama apabila sampai
terjadi kehamilan pranikah. Selain itu kesehatan remaja putri terutama
kesehatan reproduksi dapat dimonitoring dengan baik.
F. Tinjauan Pustaka
Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa
kanak – kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan
tanggung jawab. Masa Remaja adalah merupakan masa yang indah. Ungkapan ini
mungkin kurang dihayati oleh kebanyakan remaja namun merupakan meteri nostalgia
tatkala mereka tua. Masa remaja ditandai dengan pengalaman – pengalaman baru
yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami. Dalam bidang fisik –
biologis maupun psikis atau kejiwaan. Tidak setiap remaja dapat menikmati masa
remajanya dengan baik dan membahagiakan, mengurangi taraf kebahagiaannya.
Tidak ada orangtua yang tidak sedih
ketika melihat anaknya diterpa tekanan batin, patah semangat, free sex, pecandu
narkotika, suka tawuran dan lain-lain. Lebih-lebih, kini kehidupan di kota-kota
besar sangat mengerikan. Metropolitan sebagai simbol kota yang bebas dan “serba
ada” cenderung mengiringi keadaan menjadi problem remaja. Tidak salah, kalau
problematika usia remaja kini semakin komplek. Akibatnya, menyebabkan
keprustasian, kegagalan, bahkan kematian remaja.
Dari banyaknya kenakalan
remaja saat ini, kenkaalan remaja yanga paling banyak saat ini adalah free sex,
yang bisa mengakibatkan kehamilan. Oleh
karena itu saat ini banyak sekali para remaja yang menikah muda karena mereka
hamil dulu atau hamil sebelum menikah. Akibatnya mereka harus menikah pada usia
muda, padahal menikah diusia yang masih sangat muda memang sangat
rentang akan adanya masalah – masalah baru yang bisa menyebabkan rumah tangga
atau pernikahan mereka menjadi rusak. Hal ini terjadi apabila dari kedua belah
pihak saling menginginkan, namun apabila salah satu menolak hal itu tidak akan
terjadi, dan kebanyakan dari kasus yang ada perempuan lebih banyak tidak bisa
menolak, karena mereka takut, diancam dan sebagainya.
Berikut ini beberapa faktor yang
dapat menurunkan moral dikalangan para remaja:
A.
Kurangnya
perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam
aspek kehidupan sehari-hari tetapi didalam soal keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan.
Sehingga akan lahir generasi baru yang bertindak tidak sesuai ajaran agama dan
bersikap materialistik.
B. Pengaruh lingkungan yang tidak baik
Kebanyakan remaja yang tinggal di
kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan materialistik.
Sehingga kadang kala didalam mengejar kemewahan tersebut mereka sanggup berbuat
apa saja tanpa menghiraukan hal itu bertentangan dengan agama atau tidak, baik
atau buruk.
C. Tekanan
psikologi yang dialami remaja
Beberapa remaja mengalami tekanan
psikologi ketika di rumah diakibarkan adanya perceraian atau pertengkaran orang
tua yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari
pelampiasan.
D. Gagal dalam
studi/pendidikan
Remaja yang gagal dalam pendidikan
atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, jika
waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika
dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan
waktunya.
E. Peranan Media Massa
Remaja adalah kelompok atau golongan
yang mudah dipengaruhi, karena remaja sedang mencari identitas diri sehingga
mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti
pada film atau berita yang sifatnya kekerasan, dan sebagainya.
F. Perkembangan teknologi modern
Dengan perkembangan teknologi modern
saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga
memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.
Saat ini banyak penduduk perempuan daripada penduudk
laki – lakinya. Remaja putrinya juga mempunyai potensi yang sangat besar,
karena mereka mempunyai ketrampilan yang bisa digunakan dalam berbagai macam
usaha. Akan tetapi, banyak dari mereka yang melakukan yang tidak sadar akan
potensi yang mereka miliki, sehingga mereka hanya melakukan pembelajaran
disekolah, yang tidak sedikit dari mereka juga melakuakan seks bebas akibat
pergaulan bebas dan akhirnya mereka hamil, kebanyakan dari mereka sekitar usia
sekolah SMA.
Masa remaja
melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari
masa kanak – kanak ke masa dewasa. Masa usia remaja
berlangsung antara usia 12 – 21 tahun. Secara kasarnya, masa remaja dapat ditinjau dari sejak mulai
seseorang menunjukkan tanda – tanda pubertas dan berlanjut hingga
tercapainya kematangan seksual, telah
dicapai tinggi badan secara maksimum, dan pertumbuhan mentalnya secara penuh
yang dapat diramalkan melalui tes – tes intelegensi.
Akan
tetapi dunia remaja selalu identik dengan problem. Bukan remaja kalau bukan
punya problem, begitulah kira-kira ungkapan yang tepat. Akibatnya, kini banyak
orangtua yang bingung menghadapi anaknya ketika memasuki usia remaja. Bahkan,
kadangkala orangtua ikut larut stress lantaran anaknya yang sedang menghadapi
usia-usia transisi (remaja). Remaja yang terus menerus sedih, marah, kalut,
salah paham, atau memberontak, kemungkinan besar adalah mengalami problem. Remaja
putri mengalami pertumbuhan baik itu fisik maupun psikis.
Pertumbuhan
seks remaja putri jika dia sudah mengalami menarche ( menstruasi ), menstruasi
merupakan peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan yang
berupa luruhnya dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. Sedangkan
cirri seks sekunder putri adalah pinggul lebar bulat, payudara mulai membesar.
Kulit menjadi lebih kasar tebal, dan kelenjar minyak serta keringat mulai
aktif, otot semakin besar dan kuat sehingga membentuk lekukan tubuh, selain itu
suara penuh yang mulai tampak didengar merdu. Hal inilah yang juga menjadi
ketertarikan lawan jenis yang apabila terjerumus dalam pergaulan bebas maka
akan terjadi kehamilan pranikah.
Dalam
kasus kehamilan pranikah ini, remaja putri lah yang cukup banyak mempunyai
peran dan memperoleh dampak yang sangat besar. Dampak
Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun berbagai macam, terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi (seperti yang disebutkan tadi) yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian. Akibat psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan hal ini sebenarnya adalah: RASA BERSALAH, MARAH, SEDIH, SESAL, MALU, KESEPIAN, TIDAK PUNYA BANTUAN, BINGUNG, STRES, BENCI DIRI SENDIRI, BENCI ORANG YANG TERLIBAT, TAKUT TIDAK JELAS, INSOMNIA, KEHILANGAN PERCAYA DIRI, GANGGUAN MAKAN, KEHILANGAN KONSENTRASI, DEPRESI, BERDUKA, TIDAK PUNYA PENGHARAPAN, CEMAS, TIDAK MEMAAFKAN DIRI SENDIRI, TAKUT HUKUMAN TUHAN, MIMPI BURUK, MERASA HAMPA, HALUSINASI, SULIT MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN. Oleh karena itu banyak lembaga maupun instansi yang sudah mencoba memberikan berbagai macam progam guna mengurangi tingkat kehamilan pranikah bagi para remaja. Dalam kegiatan tersebut berisi berbagai macam hal yang dapat memberikan pengetahuan bagi para remaja putri. Kegitan tersebut berisi mengenai bagaimana seharusnya remaja seharusnya bersikap. Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama. Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. Meminimalkan hal-hal yang merangsang, mengekang ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja memang sangat memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai bacaan porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya. Hal ini akan mendorong remaja terjebak dengan kegiatan seks yang haram.
Perawatan organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan tanpa kendali. Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya, memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai petumbuhan maksimal. Disinilah letak pentingnya pendampingan orang tua dan pendidik untuk memberi pemahaman yang benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman remaja berkaitan dengan organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas ketika menghadapi peristiwa haid pertama, melewati masa premenstrual syndrome dengan aman, memahami hukum fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang mengiringi masa pubertas remaja.
Remaja juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Alloh menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen terhadap aturan Alloh baik dalam aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis, menghindari ikhtilath dan sebagainya. Tapi kebanyakan kegiatan tersebut kurang dapat berjalan dengan lancer, karena berbagai factor yang terjadi, baik itu dari pihak penyelenggara maupun sasaran kegiatan ini. Dari pihak penyelenggara sendiri, dapat terjadi karena kurangnya kreativitas dari pengelola progam tersebut sehingga membuat sasaran progam menjadi tidak berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Diantaranya adalah dengan memberikan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan gratis bagi para remaja putri.
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun berbagai macam, terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi (seperti yang disebutkan tadi) yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian. Akibat psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan hal ini sebenarnya adalah: RASA BERSALAH, MARAH, SEDIH, SESAL, MALU, KESEPIAN, TIDAK PUNYA BANTUAN, BINGUNG, STRES, BENCI DIRI SENDIRI, BENCI ORANG YANG TERLIBAT, TAKUT TIDAK JELAS, INSOMNIA, KEHILANGAN PERCAYA DIRI, GANGGUAN MAKAN, KEHILANGAN KONSENTRASI, DEPRESI, BERDUKA, TIDAK PUNYA PENGHARAPAN, CEMAS, TIDAK MEMAAFKAN DIRI SENDIRI, TAKUT HUKUMAN TUHAN, MIMPI BURUK, MERASA HAMPA, HALUSINASI, SULIT MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN. Oleh karena itu banyak lembaga maupun instansi yang sudah mencoba memberikan berbagai macam progam guna mengurangi tingkat kehamilan pranikah bagi para remaja. Dalam kegiatan tersebut berisi berbagai macam hal yang dapat memberikan pengetahuan bagi para remaja putri. Kegitan tersebut berisi mengenai bagaimana seharusnya remaja seharusnya bersikap. Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama. Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. Meminimalkan hal-hal yang merangsang, mengekang ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja memang sangat memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai bacaan porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya. Hal ini akan mendorong remaja terjebak dengan kegiatan seks yang haram.
Perawatan organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan tanpa kendali. Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya, memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai petumbuhan maksimal. Disinilah letak pentingnya pendampingan orang tua dan pendidik untuk memberi pemahaman yang benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman remaja berkaitan dengan organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas ketika menghadapi peristiwa haid pertama, melewati masa premenstrual syndrome dengan aman, memahami hukum fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang mengiringi masa pubertas remaja.
Remaja juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Alloh menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen terhadap aturan Alloh baik dalam aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis, menghindari ikhtilath dan sebagainya. Tapi kebanyakan kegiatan tersebut kurang dapat berjalan dengan lancer, karena berbagai factor yang terjadi, baik itu dari pihak penyelenggara maupun sasaran kegiatan ini. Dari pihak penyelenggara sendiri, dapat terjadi karena kurangnya kreativitas dari pengelola progam tersebut sehingga membuat sasaran progam menjadi tidak berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Diantaranya adalah dengan memberikan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan gratis bagi para remaja putri.
G. Metode
Dalam hal ini
karena sudah adanya kegiatan dalam progam maka hanya akan menambahkan beberapa
program yang bisa lebih bermanfaat dan dapat lebih menunjang perkembangan
progam ini sehingga hasil yang akan dicapai tidak sia – sia atau lebih baik.
Dalam progam ini, karena progam yang sudah ada adalah penyuluhan bagi remaja
putri tentang free sex. Disi saya akan menambahkan beberapa progam diantaranya:
a.
Penyuluhan bagi para orang tua dalam menghadapi anak yang masih remaja
terutama remaja putri.
b.
Kegiatan yang ditujukan guna menunjang berhasilnya progam, seperti
pelatihan kepribadian dan mental, serta
remaja dalam menghadapi kehidupan berumah tangga besok.
c.
Penyediaan pemateri atau dengan kata lain bekerjasama dengan Pemuka Agama
yang akan memberikan tausiyah yang dapat menjadi bekal para remaja dalam
menghadapi masa – masa mereka yang sangat labil. Selain itu juga bisa menjadi
patokan mereka dalam melakukan sesuatu agar tidak salah jalan atau langkah.
d.
Penyediaan pemateri atau dengan kata lain bekerjasama dengan dinas
kesehatan setempat guna dalam upaya pemberian pengetahuan dalam hal reproduksi
pada perempuan itu sendiri serta pemeriksaan kesehatan.
e.
Penyediaan pemateri atau dengan kata lain bekerjasama dengan BKKBN untuk
memberikan pengetahuan mengenai seputar keluarga dana rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_bp_009853_chapter5.pdf, (8-12-2011/20.43)
http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementerian-negara-pemberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak/1647-profile/274-kementerian-pemberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak.html ( 8 - 12 – 2011/ 21. 13 )
http://organisasi.org/fakta-fakta-utama-di-bidang-kesehatan-demografi-dan-pola-hidup-masyarakat-indonesia ( 14-12-2011/21.25)
Eka,
izzati Rita, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press
http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=35&Itemid=102 ( 10 – 12 – 2011 / 17. 13 )
0 komentar:
Posting Komentar